SANGATTA – Kenali dan pelajari penyakit polio, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dr Bahrani Hasanal mengajak masyarakat kenali gejalanya.
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi polio, sebab virus polio awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Namun, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
Berikut adalah gejala kedua jenis polio tersebut:
1. Polio nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6–20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan.
Gejala polio nonparalisis berlangsung selama 1–10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala tersebut meliputi:
– Demam
– Sakit kepala
– Radang tenggorokan
– Muntah
– Otot terasa lemah
– Kaku di bagian leher dan punggung
– Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai
– Polio paralisis
“Polio paralisis ini, adalah jenis polio yang berbahaya, karena dapat menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio nonparalisis,” ucapnya.
Namun, dalam waktu 1 minggu, akan muncul gejala berupa:
– Hilangnya refleks tubuh
– Ketegangan otot yang terasa nyeri
– Tungkai atau lengan terasa lemah
– Kapan harus ke dokter
– Segera periksakan anak ke dokter jika muncul gejala-gejala di atas.
“Meskipun jarang terjadi, polio paralisis dapat menyebabkan kelumpuhan dengan sangat cepat, bahkan hanya dalam hitungan jam setelah terinfeksi. Oleh sebab itu, tindakan medis perlu diberikan sesegera mungkin,” terangnya.
Mantan Direktur RSUD Kudungga itu mengungkapkan polio dapat diketahui melalui pemeriksaan gejala, seperti kaku di bagian leher dan punggung, serta sulit menelan dan bernapas. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada refleks tubuh.
Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak, tinja, atau cairan otak untuk mendeteksi keberadaan virus polio.