Anggota DPRD Kaltim, Sutomo Jabir. (Ist)
Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sutomo Jabir menyoroti nelayan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) yang masih kesulitan BBM dengan harga yang mahal.
Hal ini terjadi di dapilnya, Kutai Timur, khususnya di Desa Susuk, harga BBM mencapai Rp18 ribu per liter. Dimana di daerah tersebut banyak yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
“Di daerah 3T itu nelayan kita susah, nyaris tidak ada SPBU,” ungkap Sutomo Jabir, di Kantor DPRD Kaltim, Senin (23/10/2023).
Sutomo mengatakan untuk para nelayan mendapatkan BBM mereka harus menempuh jarak yang jauh, dan harus menyebrangi lautan untuk menjangkau tempat lainnya.
“Ngambilnya itu kayak susah itu dari mana coba, ya mahal jadinya, coba dipikir-pikirlah seperti itu BBM tidak ada ditemukan disana,” katanya.
Sutomo menginginkan koordinasi dengan pihak Pertamina. Ia menganggap hal tersebut bukan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov).
“Kami akan panggil pihak Pertamina, kita koordinasi, menyampaikan atas permasalahan itu,” pungkasnya. (ADV/DPRD Kaltim)