Sangatta – Seperti kebanyakan daerah lain, tentu saja tiap daerah berusaha untuk memaksimalkan segala potensi dan sumber daya yang dimilikinya untuk kepentingan bersama. Begitupun dengan Kabupaten Kitai Timur.
Saat ini, Kabupaten Kutai Timur tengah berusaha mentransformasi metode perkembang-biakkan sapi ternak mereka menjadi metode kawin suntik atau yang biasa disebut inseminasi.
Ditemui dalam sebuah kesempatan, Kurniawan Dewanto, selaku Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Kutim menyampaikan perkembangannya mengenai upaya inseminasi yang saat ini sudah dilakukan.
Ia mengatakan bahwa metode kawin suntik ini sudah berjalan dan sudah membuahkan hasil yang baik dan menghasilkan anak-anak sapi yang lebih berkualitas.
“Sudah, sudah lama, kawin suntiknya dengan anak-anaknya hasilnya juga sudah banyak dari kawin suntik.” Ujarnya.
Tentu saja metode yang dilakukan ini bukannya serta-merta berjalan tanpa kendala, berbagai tantangan ditemui dilapangan.
Salah satunya adalah sebagian peternak yang masih melakukan penggembalaan sapi dengan cara melepasnya ke alam terbuka.
Hal ini dirasakan sangat menyulitkan untuk dilakukan berbagai hal yang diperlukan dalam melakukan program kawin suntik pada sapi tersebut.
“Yang mulai dikandangkan sudah terbiasa, tapi masalahnya bagaimana menarik sapi-sapi yang baru dilepas itu, mereka kalau mau ngambil sapi harus tembak bius kalau mau menjualnya, karna gak ada tali (yang mengikat), di deketin gini sudah lari, ya seperti kuda liar. Jadikan mereka kesulitan sendiri semuanya, jadi ya dilepas disitu, beranak disitu, seperti banteng jadinya.” Terangnya.
Kedepannya Kurniawan Dewanto berharap agar setiap peternak menggunakan cara menggembala dengan mengkandangkan sapi-sapi mereka, hal ini bertujuan untuk memudahkan dan membuat aktifitas beternak menjadi lebih efisien dan minim risiko.ADV