Sangatta – Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur melalui Bidang Peternakan mencanangkan pola intensif terkait menghadapi berbagai tantangan dalam industri peternakan jenis sapi saat ini.
Hal ini dilakukan tentu demi meraih beberapa tujuan, diantaranya yang pertama adalah meredam konflik antara peternak dan pemilik kebun yang terjadi karena dampak dari pola ekstensif atau melepas sapi di alam terbuka.
Yang kedua, yaitu mendorong hasil ekonomi pelaku ternak dari kotoran yang dihasilkan oleh sapi ternak yang kemudian akan diproduksi menjadi pupuk alami.
Dalam wawancara, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kutim, Kurniawan Dewanto mengatakan, “Kotorannya mereka bisa kumpulkan, urinnya mereka bisa kumpulkan untuk dijadikan pupuk, ya kan?, harganya juga lebih tinggi kita jualan pupuk daripada mengharapkan karna sapinya.”
Hal ini lah yang kemudian diyakini oleh Kurniawan Dewanto dapat menjadi dampak positif dari pola intensif
Yang ketiga, pola intensif memungkinkan kita untuk melakukan program kawin suntik atau inseminasi pada ternak sapi.
“Kemudian dengan adanya dikandangkan itu si sapi itu jadi gampang terdeteksi birahinya, sehingga lebih mudah program inseminasi buatan atau kawin suntik.” Tambah Kurniawan
Dengan dilakukannya inseminasi atau kawin suntik, harapannya kedepan performa tingkat populasi sapi bisa menjadi meningkat, dan pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan peternak sapi dan menjadi manfaat bagi masyarakat.ADV