Sangatta – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menerapkan program stunting yang bertujuan pada pencegahan stunting mulai dari tahap remaja hingga pernikahan.
Noviari Noor, Kepala Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kutai Timur, menyampaikan inisiatif ini sebagai bagian dari langkah konkrit untuk menekan angka kasus stunting di daerah tersebut.
Novi mengatakan, “Indikatornya untuk menurunkan kasus stunting itu kita treatment dari remaja, sampai dewasa menjelang pernikahan, kita treatment sampai pernikahan, hamil muda, hamil besar, sampai melahirkan pun. Itu program stunting di Kabupaten Kutai Timur.”
Selain menyoroti upaya pada remaja hingga pernikahan, Kutim telah menganggarkan dana yang signifikan untuk memecahkan persoalan terkait stunting dan kesehatan lainnya.
Novi menjelaskan bahwa data alokasi dana tersebut tersedia di Dinas Kesehatan (Dinkes) dan dapat diakses untuk publik.
Usaha-usaha lain yang dilakukan, seperti pendidikan rumah tangga dan pendapatan per kapita rumah tangga, juga menjadi bagian dari tindakan menyeluruh untuk mendorong peningkatan bagi kesejahteraan masyarakat di Kutai Timur.
Novi menerangkan bahwa dalam penyikapan banjir, pemerintah Kutim telah mengadakan survei awal untuk menganalisa dampak banjir terhadap masyarakat.
Setelah identifikasi tersebut dilakukan, bantuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terimbas dampak banjir baru akan diputuskan.
“Sesuai dengan prinsip ini, kami tidak sembarangan memberikan bantuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terkena banjir ini,” lanjut Novi.
Beberapa program kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan di Kabupaten Kutai Timur memperlihatkan komitmen pemerintah setempat dalam memecahkan perosalan stunting dan masalah kesehatan lainnya.
Dengan pendekatan yang menyeluruh yang turut mengundang keterlibatan berbagai aspek kehidupan, diharapkan masyarakat Kutai Timur akan memenuhi taraf hidup yang lebih baik di masa depan.ADV