Sangatta – Sudah menjadi hal lumrah bagi penduduk di suatu daerah mencota peruntungannya di kota maupun negeri lainnya.
Kesulitan mencari pekerjaan, tidak adanya skill mempuni untuk pekerjaan tertentu hingga dorongan keluarga untuk merantau membuat sebagian masyarakat memilih keluar dari tempat lahirnya.
Dengan segudang alasan, pendatang kerap kali menimbulkan masalah baru di daerah perantauannya.
Kehadiran mereka yang tanpa bekal ilmu yang cukup untuk mendapat pekerjaan di daerah rantauanya, menyebabkan kasus kemiskinan di wilayah itu menjadi bertambah.
Bermodal nekat dan kemudahan berganti Kartu Tanda Penduduk (KTP) di wilayah itu, malah menjadi pekerjaan rumah baru bagi pemerintah setempat.
Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Joni S.Sos menyampaikan pedatang baru tanpa pekerjaan yang ada di Kutim juga termasuk menambah beban pemerintah.
Pihaknya mengaku, untuk mengusut tuntas masalah kemiskinan bagi warga pribumi di wilayahnya saja memerlukan waktu dan usaha tidak sedikit.
“Kadang mereka dari sana merantau terus bikin KTP Kutim nah belum punya pekerjaan, nah itu yang bahaya jadi statusnya miskin jadinya,” ungkapnya.
Menurutnya, pendatang baru memiliki potensi menyebabkan kasus kemiskinan baru di Kutim, sehingga ia berharap para pendatang membekali diri sebelum benar-benar merantau ke suatu daerah.
“Kutai timur jadi tempatnya orang-orang untuk cari kerja, kalau mungkin dia KTP masih sana tidak terdata kan, tapi begitu dia punya KTP di sini otomatis terdata sudah, dilihat dari pekerjaannya tidak sesuai karena mungkin saja baru buka kebun,” jelasnya.ADV