Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati. (Ist)
Samarinda – Masalah stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) masih jadi yang tertinggi di Indonesia dengan persentase 23,9 di tahun 2022.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati, menelisik permasalahannya bukan pada penanganan, melainkan pendataan stunting dengan detail.
Pemantauan status kesehatan yang baru dijalankan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk melakukan pencatatan yang lebih detail, sehingga tidak terjadi lagi adanya warga yang tak terjamah edukasi stunting.
“Upaya mengatasi stunting, perlu adanya skrining ketat terhadap pendatang baru yang memasuki wilayah Kaltim,” katanya di Samarinda, Rabu (18/10/2023).
Selain stunting, kata Puji masalah lainnya yang ada kaitannya dengan stunting adalah kekurangan gizi.
“Pemerintah harus mengambil langkah proaktif dalam menangani masalah tingginya tingkat stunting dan perbaikan kesejahteraan di wilayah Kaltim,” imbuhnya.
Adapun dengan identifikasi gizi anak-anak lebih awal, akan lebih mudah menekan angka stunting di Kaltim. Puji menyebut keseriusan lainnya yang harus dilakukan adalah meningkatkan fasilitas kesehatan dan layanan perawatan kesehatan di wilayah tersebut, terutama dalam hal perawatan ibu hamil.
“Karena akhir-akhir ini kasus kematian ibu hamil yang datang ke Samarinda tanpa surat-surat adalah situasi yang harus segera diatasi,” bebernya.
Puji Setyowati menekankan bahwa penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama yang harus melibatkan pemerintah dan masyarakat.
“Upaya perbaikan fasilitas kesehatan harus diimplementasikan secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Kaltim,” tukasnya. (ADV/DPRD Kaltim)