Kenali Cacar Monyet yang Telah Meluas di 12 Negara Non Endemis di Dunia

Di tengah penurunan jumlah pasien COVID-19 di seluruh dunia dan berharap pandemi segera berlalu, WHO kembali menerima laporan kasus cacar monyet dari negara non endemik.
Di tengah penurunan jumlah pasien COVID-19 di seluruh dunia dan berharap pandemi segera berlalu, WHO kembali menerima laporan kasus cacar monyet dari negara non endemik.

SANGATTA – Di tengah penurunan jumlah pasien COVID-19 di seluruh dunia dan berharap pandemi segera berlalu, WHO kembali menerima laporan kasus cacar monyet dari negara non endemik.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dr Bahrani Hasanal mengatakan, cacar monyet saat ini menyebar di 12 negara non endemik di tiga wilayah WHO, yakni Eropa, Amerika, dan Pasifik Barat.

Hal ini tentu saja membuat para pembuat kebijakan kesehatan di seluruh dunia menjadi waspada dan berhati-hati, begitu pula masyarakat umum yang mulai banyak yang bertanya-tanya tentang penyakit ini. Lalu apa sebenarnya penyakit cacar monyet atau yang secara internasional disebut sebagai monkeypox ini.

“Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi,” ucapnya.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958, pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

“Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin,” jelasnya.

Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

“Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!